بِسْــــــــــــــــمِ
اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Menyikapi Tahun Baru Islam 1434H
Kemuliaan Muharram
Karena bulan Muharram adalah bulan suci bagi kaum muslimin,
maka sebagian orang menjadikannya sebagai hari besar yang harus diperingati.
Sehingga sebagian kaum muslimin melakukan berbagai ritual untuk memperingati
dan merayakannya. Ada yang mengadakan tabligh akbar, syukuran dengan
makan-makan bersama, dan bentuk perayaan lainnya. Padahal, peringatan ini tidak
pernah dicontohkan oleh para sahabat Radhiyallahu 'Anhum. Ada yang lebih parah
dari itu bahwa sebagian mereka melakukan acara-acara yang pada hakekatnya
adalah syirik. Seperti yang terjadi di daerah Yogyakarta, budaya larung sesaji
bulan Muharram, di Surakarta ada arak-arakan kerbau yang bernama Kiai Slamet,
di Gunung Lawu ada ritual khusus yang dilakukan oleh sebagian orang di malam
tanggal satu Muharram, dan masih ada segudang contoh yang lain. Ini membuktikan
betapa tingginya tingkat kebodohan umat, sehingga mereka terjerumus ke dalam
jurang kemusyrikan yang begitu dalam.
Dari sisi lain, biasanya, kaum muslimin saling memberikan
ucapan selamat tahun baru hijriah kepada sesama mereka. Sebenarnya hal ini
tidak sesuai dengan sunah Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam. Karena tidak ada
contoh dari Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam maupun dari para sahabat. Hal ini
tidak perlu dilakukan.
. . . menyambut tahun baru Hijriah ini dengan meningkatkan
ketaatan kepada Allah, mengintrospeksi diri, melakukan pembenahan dan pembaruan
terhapap amal-amal perbuatan kita yang rusak, dan memperbaiki hubungan dengan
sesama manusia . . .
Sikap yang tepat adalah menyambut tahun baru Hijriah ini
dengan meningkatkan ketaatan kepada Allah, mengintrospeksi diri, melakukan
pembenahan dan pembaruan terhapap amal-amal perbuatan kita yang rusak, dan
memperbaiki hubungan dengan sesama manusia; terutama keluarga, mulai istri,
anak-anak, dan karib kerabat. Karena seseorang akan dimintai pertanggung
jawaban nanti hari kiamat tentang mereka. Allah berfirman,
"Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka."
(At-Tahrim: 6).
Selain itu, hendaknya kita melaksanakan apa yang
diperintahkan Allah kepada kita dengan sebaik-baiknya, karena nanti di hari
kiamat, anggota tubuh seseorang akan berposisi sebagai musuh baginya. Yaitu
ketika Allah menutup mulut seorang hamba lalu tangan dan kaki dan anggota tubuh
lainnya berbicara mengungkapkan apa yang pernah dilakukannya. Allah
berfirman,
"Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran,
penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang
telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka, 'Mengapa kamu
menjadi saksi terhadap kami?' Kulit mereka menjawab. 'Allah yang menjadikan
segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata', dan
Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah
kamu dikembalikan. Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian
pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira bahwa Allah
tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan'. Dan yang demikian itu
adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah
membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi."
(Ash-Shaffat: 20-23).
Pada Al-Qur'an terjemahan Depag diterangkan bahwa mereka itu
memperbuat dosa dengan terang-terangan karena mereka menyangka bahwa Allah
tidak mengetahui perbuatan mereka dan mereka tidak mengetahui bahwa
pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka akan menjadi saksi di akhirat kelak
atas perbuatan mereka.
. . . Pada hakekatnya, satu tahun berlalu, berarti satu
tahun lebih dekat dengan kuburan. . .
Hendaknya kita berupaya menjadikan setiap tahun lebih baik
daripada tahun yang sebelumnya. Pada hakekatnya, satu tahun berlalu, berarti
satu tahun lebih dekat dengan kuburan. Maka, hendaknya kita mempergunakan sisa
waktu dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah.
Sesungguhnya dunia tidak akan sejahtera kecuali dengan
tegaknya agama. Kemuliaan, keagungan, dan ketinggian derajat tidak akan
diperoleh kecuali bagi orang yang tunduk, patuh, dan berendah diri di hadapan
Allah. Keamanan serta kedamaian tidak akan terwujud kecuali dengan mengikuti
konsep para Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Jika bulan demi bulan dan tahun demi tahun berlalu dengan
penuh penyimpangan dan kemaksiatan kepada Allah, berarti hal itu adalah
istidraj dari Allah, yang akan berakibat kehancuran dan kebinasaan. Maka,
hendaknya kita menghindari hukuman Allah dengan mentaati-Nya dan bertaubat
kepada-Nya.
Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam menganjurkan umatnya untuk
mengerjakan puasa pada bulan Muharram yang mulia, yaitu puasa sunah pada
tanggal sepuluhnya. Dan, puasa ini adalah puasa yang paling afdhal setelah
puasa Ramadhan. Kemudian, untuk menyelisihi kaum Yahudi yang juga berpuasa di
tanggal sepuluh bulan tersebut, maka Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam
mengisyaratkan untuk berpuasa pula pada tanggal sembilannya. Dan, puasa sunah
bulan Muharram, akan menghapus dosa-dosa setahun sebelumnya.
... Nabi Shallallaahu
Alaihi Wasallam menganjurkan umatnya untuk mengerjakan puasa pada bulan
Muharram yang mulia, yaitu puasa sunah pada tanggal sepuluhnya. . .
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
وَصِيَامُ
يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ
يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
"Puasa hari 'Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah
agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu." (HR. Muslim no. 1975)
Semoga Allah memberikan tambahan hidayah dan taufik kepada
kita untuk meningkatkan ketaatan kepada-Nya di tahun baru yang segera tiba dan
tahun-tahun sesudahnya, sehingga kita berpisah dari dunia dalam kondisi mulia,
husnul khatimah. Sesungguhnya nilai kita ditentukan saat ruh berpisah dari
jasad kita.
0 komentar:
Posting Komentar